Wednesday, January 16, 2013

Renungan Cermin

Renungan


Abdullah Gymnastiar dalam renungannya CERMIN DIRI

tatkala ku datangi sebuah cermin
tampak sesosok wajah
yang telah kukenal dan sangat sering ku lihat
namun aneh,
sesungguhnya aku blum menganal siapa yang ku lihat
tatkala ku tatap wajah, hatiku bertanya, apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya?
bersinar di surga sana? ataukah, wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam.
tatkala ku tatap mata. nenar hatiku bertanya, mata ini kah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan.
menatap Allah..menatap Rasulullah..menatap kekasih-kekasih Allah kelak, ataukah
mata ini yang akan terbeliat, melotot, menganga, menatap neraka jahanam,
akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan, wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama ini?
tatkala ku tatap mulut, apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh kerinduan? mengucap laa ilaahaillallah
saat sakaratul maut menjemput, ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur? dengan mungkin jeritan pilu
yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar? ataukah mulut ini menjadi pemakan buah jakun jahanam yang getir
penghangus, penghancur setiap usus. apakan gerangan yang engkau ucapakan wahai mulut yang malang, berapa banyak dusta yang kau ucapkan.
berapa banyak hati-hiti yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam? berapa banyak, berapa banyak kata-kata manis madu yang palsu
yang engkau ucapkan untuk menipu?
betapa jarang kau jujur, betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu?
tatkala ku tatap tubuhku,
apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya,bersinar, bersuka cita bercengkrama di surga
atau tubuh yang akan tercabik-cabik, hancur, mendidih di dalam lahar, membara, terpasung tanpa ampun,
derita yang tidak pernah berakhir.
wahai tubuh berapa maksiat yang engkau lakukan, berapa banyak orang-orang yang kau dzolimi dengan tubuhmu,
berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang kau tindas dengan kekuatanmu
berapa banyak perindu pertolongan yang kau acuhkan tanpa peduli, padahal engkau mampu?
berapa banyak hak-hak yang kau rampas wahai tubuh?
seperti apa gerangan isi hatimu,
apakah isi hatimu sebagus kata-katamu?
ataukah sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu?
apakah hatimu segagah ototmu? atau selemah daun-daun yang mudah rontok?
apakah hatimu seindah penampilanmu atau sebusuk kotoran-kotoranmu?
betapa beda, betapa beda apa yang tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi.
aku tertipu, aku tertipu oleh topeng, betapa yang ku lihat selama ini hanyalah topeng semata.
betapa ujian yang terhambur hanyalah menguji topeng, betapa yang indah hanyaah topeng
sedangkan aku hanyalah seungguk sampah busuk yang terbungkus,
aku tertipu, aku malu ya Allah, aku malu, Allah,,selamatkan aku yang Allah, selamatkan aku,,selamatkan aku...aaminn yaa Rabbal alamin.

ramdanhilmi

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar: