Perintah wajib menuntut ‘ilmu bagi setiap
Muslim ini, terdapat dalam Hadits :
طَــلَبُ الْـعِـلْمِ فَـرِ يْـضَـةٌ عَـلىَ كُـلِّ مُسْــلِـمٍ وَ مُسْـلِـمَـةٍ
Menuntut ‘ilmu adalah fardhu kifayah
bagi tiap-tiap Muslim baik ia Laki-laki maupun Wanita”. (Ibnu‘Abdil baar)
Baik yang berhubungan dengan Aqo’id maupun
Ibadah Dunia dan Akhirat :
مَنْ اَرَ ادَ الـدُّ نْــيَافَـعَـلَـيْـهِ بِـالْـعِـلْمِ، وَمَنْ اَرَ ادَ الأخِرَ ةَ
فَـعَـلَــيْـهِ بِـالْـعِـلْمِ وَ مَنْ اَرَ ادَ هُـمَـا فَــعَــلَــيْــهِ بـِا
لْـعِـلْـــمِ
“Barangsiapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan urusan
Dunia. Wajib ia memiliki ‘ilmu nya. Dan barangsiapa yang ingin (bahagia di)
Akhirat. Wajib ia memiliki ‘ilmunya. Dan barangsiapa yang meng inginkan ke
dua-duanya. Wajib pula ia memiliki ‘ilmu kedua-duanya”. (Dalam batas-batas yang
diridhoi Allah)
(H.R. Al-Buhori dan Muslim)
Islam mewajibkan kita untuk menuntut ‘ilmu
Akhirat yang menghasilkan “Natijah”, yakni ‘ilmu yang
di’amalkan sesuai dengan perintah Syara’. Hukum wajib‘Ain dan wajib Kifayah,
sangat penting dipelajari oleh seluruh Mukallaf untuk meluruskan Aqidah atau
Tauhid. Agar bisa memupuk ke-Imanan, serta yang berkaitan dengan pelaksanaan
Ibadah Fardhu yang sehari-hari kita lakukan, seperti :
“Sholat”. “Puasa”.
“Zakat”. “Melaksanakan Hajji”.
Disamping itu perlu pula kita ketahui ‘ilmu
Akhlaq. Untuk
mengetahui Adab dan
Sopan santun didalam beribadah maupun didalam
pergaulan sesama Manusia.
Kemudian juga perlu pula kita pelajari
‘Ilmu ketrampilan yang menjadi tonggak dan sarana bagi kehidupan Dunia.
Selanjutnya belajar Ibadah yang tidak kita kerjakan setiap hari seperti:
“Sholat Idul Fitri atau
Sholat Idul Adha”. Dan Nikah. Cukup dengan Syarat dan Rukunnya. Bagai mana
caranya bergaul dengan Istri, harus kita ketahui yang mana Halal dan yang
bagaimana pula yang Haram”. “Memandikan Jenazah dan Mengkafaninya, serta Men
Sholatkan Jenazah, juga menguburkannya”
Hal itu juga sangat perlu kita pelajari.
Sebab jika keadaan mengkehendaki, pada suatu saat harus kita laksanakan dengan
seteliti mungkin serta sebersih-bersihnya, dan disertai pula dengan keikhlasan
yang sangat.
Kemudian wajib pula bagi Muslim mempelajari
‘Ilmu pelengkap atau ‘ilmu alat, seperti belajar ‘ilmu : “Tajwid”
“Balaghah”.“Nahwu”.“Syaraf”.“Bayan”.”Mantiq“Tafsir”Dan ‘Ilmu Hadits”. Dan
lain-lain. Karena itu semua adalah merupakan Ibadah. Termasuk jangan
ketinggalan bagi orang Muslim dan Muslimat mempelajari ‘Ilmu “Saint
dan Komputer” serta ‘ilmu-‘ilmu yang canggih-canggih lainnya.
Wahai Insan ! Didalam menuntut ‘Ilmu, tidak
ada istilah ketinggalan, apakah ia masih Muda atau sudah Dewasa atau yang sudah
Tua. Tidak perlu merinding untuk mencari ‘ilmu dan mempelajarinya lalu
di’amalkan. Namun carilah ‘ilmu yang menjadi bekal semoga bahagia di Dunia dan
Bahagia pula di Akhirat nanti.
Kita perhatikan Hadits-hadits yang
menunjukkan kearah itu :
َلأَنْ تَـغْدُوَفَـتَـعَلَّمَ ايـةً مِنْ كِــتَابِ الـلّــهِ خَـيْـرٌمِنْ
عِـبَادَ ةِ سَـنَـةٍ
“Sungguh, sekiranya engkau melangkahkan Kaki di waktu pagi (maupun
petang). Kemudian kamu mempelajari satu ayat dari Kitab Allah (Al-Qur-aan).
maka pahalanya lebih baik dari Ibadah satu tahun”. (H.R. Ath-Turmudzy)
لأَنْ تَــغْـدُ وَفَــتَـعَـلَّـمَ ايـةً كِــتاب الـلّـــهِ خَـيْـرُ لَكَ
مِنْ أَنْ تُـصَـلِّى مِا ئَــةً رَ كَـعَـةٍ
Anda pergi, lalu mempelajari sesuatu
ayat dari Kitab Allah. (Al-Qur’an), lebih baik bagi engkau, daripada Sholat
Seratus Raka’at”.
(H.R. Ibnu Majah Kitab
Ath-Taghieb Juz III hal : 15)
“Barangsiapa yang pergi menuntut ‘ilmu, maka ia telah termasuk golongan
Fi-Sabilillah (orang yang menegakkan Agama Allah). Hingga ia sampai kembali”
(kerumahnya). (H.R. At-Thurmidzy)
Kendatipun demikian, kita wajib intropeksi
diri, sebab mungkin saja kita terdorong oleh Hawa Nafsu yang ber-tengger Setan
didalamnya, lalu setelah ‘ilmu didapat, maka ia langsung membusungkan dada dan
memproklamirkan diri. Bahwa ia sendiri yang ber’ilmu tinggi. Orang lain
semuanya rendah, seperti yang disinyalir oleh Hadits dibawah ini :
لاَ تَـعْـلَـمُوْاالْـعِلْمَ لـِتُـبَاهُوَ ا بِـهِ الْـعُلَـمَآءَ،وَ
لاَلـِتُـمَارُوْابِـهِ السُّـفَـهَاءَ وَ لاَ تَجْـرِئُـوْابِـهِ فِى الْـمَجَالِسِ أَوْ لـِتَصْرِفُوْاجُوْاهَ الـنَّاسِ
إِ لَـيْـكُمْ فَـمَنْ فَـعَـلَ ذلِكَ فَـالــنَّارَ … فَـالــنَّارَ!
“Janganlah kalian menuntut ‘ilmu untuk dibanggakan pada kalangan para
Ulama. Atau untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk
perangainya. Dan jangan pula menuntut ‘ilmu untuk penampilan dalam Majelis.
Atau untuk menarik perhatian orang-orang kepa damu. Barang siapa
yang berbuat seperti itu. Maka bagi nya Neraka ! Neraka
! (H.R.At-Turmudzy dan Ibnu Majah)
قَالَ الـلّـــهُ تَــعَـلىَ: أَلــكِـبْـرِيَـاءِ رِدَ ائِـيْ، وَ
الْـعَـظِـمَـةُ إِزَارِى، فَـمَـنْ نَـازَعَـنِى وَ احِدً ا مِـنْـهُـمَا
أَلــقَــيْـتَـهُ فِيْ جَــهَــنَّـمَ
"Allah Ta’ala Berfirman : Kebesaran (Kesombongan atau Kecongka-an) adalah
pakaian-KU.Dan ke-Agungan adalah kain-KU. Barangsiapa merampas salah satu (dari
keduanya) Maka akan AKU lempar ia kedalam Neraka Jahannam”. (Hadits
Qudsi)
Telah kita baca lima buah Hadits,
kesemuanya menunjukkan kepada kita, bahwa sangat dianjurkan bagi Muslim dan
Muslimat, agar menuntut ‘ilmu untuk hidup di Dunia dan ‘ilmu untuk Akhirat.
Namun setelah mendapat ‘ilmu, tidak baik jika kita pergunakan untuk
menyombongkan diri terhadap para Ulama atau untuk berdebat sesama orang awam.
Karena yang demikian ini, disinyalir oleh Hadits. Sama halnya menunjukkan
kesombongan di hadapan manusia. Lalu api neraka jahannam akan menyambut kita pada
hari yang dijanjikan Allah SWT.
Mari kita perhatikan ayat Al-Qur-aan
dibawah ini :
وَ نَـزَّ لْـنَاعَـلَـيْكَ الْكِـتَابَ تِـبْـيَانًـا لِّـكُلِّ شَيْءٍ
وَهُـدًى وَّ رَحْـمَـةً وَ بــُشْـرًى لـِلْـمُسْـلِـمِـيْـنَ
Dan KAMI turunkan
kepadamu Kitab (Al-Qur-aan) untuk menjelaskan segala sesuatu. Dan Petunjuk
serta Rahmat bagi orang-orangh Muslim".(yang menta’ati Allah) (Q.S. An-Nahl : 89)
Al-Qur-aan menjelaskan segala sesuatu
mengenai pokok pokok utama untuk mencapai kebahagiaan hidup di Dunia dan kesenangan
di Akhirat. Dari mulai soal Ibadah. Perkawinan. Perekonomian. Pemerintahan.
Ilmu pengetahuan. Budi pekerti luhur. Hubungan baik antar keluarga dan
Bangsa-bangsa. Kesehatan. Pertanian. Dan lain-lain. Sehingga Al-Qur-aan itu
benar-benar menjadi petunjuk dan Rahmat bagi Manusia dan Makhluq lainnya. Dan
Al-Qur-aan adalah suatu kitab yang kokoh serta penjelasannya dari Allah SWT.
آلــر كِــتَابٌ اُحْكِـمَتْ ا يــتِـه ثُـمَّ فُصِّـلَتْ مِنْ لَدُنْ
حَكِـيْمٍ خَـيْـرٍ
"Alif Laam Roo.
(inilah) Kitab yang kokoh. Dan ayat-ayatnya disusun dengan rapi. Kemudian
diberi penjelasan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Menge tahui"
(Q.S. Huud : 1)
Setelah jelas bahwasanya Al-Qur-aan adalah
benar-benar Kitab dari Allah SWT sekiranya manusia mau berfikir jernih, Insya
Allah ia tidak akan berat untuk mempelajari Al-Qur-aan. Jika kita nilai dengan
pantauan yang serius.
Maka kita akan mengetahui. Bahwa banyak
orang-orang Muslim yang tidak tahu membaca Al-Qur-aan. Oleh karena itu, mudah
saja mereka-mereka dengan sengaja meninggalkan ajaran Al-Qur-aan. Dan
meninggalkan Sunnah Rasul-Nya. Demikian ini dikarenakan banyaknya faktor yang
menempah manusia itu. Sehingga mereka berani memandang ringan terhadap ajaran
Allah dan Rasul-Nya. Beberapa Faktor tersebut :
1.
Kemauan orang tua menginginkan agar anaknya ahli ’Ilmu Dunia.
2. Keadaan Hati anak itu sendiri. Turut hanyut
dengan keadaan di sekelilingnya.
3. Keadaan lingkungan yang meng-inginkan, agar
manusia menentang Allah.
4.
Kemauan Iblis yang diperturutkan. Yang pada akhirnya manusianya masuk
Neraka Jahannam.
Kita tidak membatasi manusia untuk menuntut
‘Ilmu. Dipersilakan mempelajari semua ‘Ilmu yang ada di alam ini. Bahkan
dianjurkan untuk mempelajarinya. Tetapi alangkah baiknya jika ‘Ilmu tersebut
diimbangi dengan ‘Ilmu Agama agar bisa seimbang dan paralel. Sebab setelah kita
perhatikan perkembangan zaman. Dapat kita rasakan pada era zaman sekarang ini,
banyak lahir penyakit berpola baru. Dan bernama baru, sehingga para Dokter
sendiri tidak tahu namanya. Padahal empat belas abad yang lalu Al-Qur-aan telah
menyatakan, bahwa Al-Qur-aan sanggup menjadi Penawar Hati dan Rahmat bagi semua
Makhluq. Terutama penyakit yang berada didalam Sudur (Dada) yaitu
"Hati".
Yang demikian ini empat belas abad yang
lalu telah disitir oleh Hadits Nabi S.a.w :
أَلاَوَ إِنَّ فِى الْـجَسَـدِمُضْغَـةَ، إِذَاصَـلُـحَتْ صَـلُـحَ
الْـجَـسَـدُكُــلُّـهُ وَ إِذا فَسَــدَتْ فَسَــدَ الْـجَسَـدُ كُـلُّـهُ ، أَ
لاَ وَ هِيَ الْـقَــلْـبُ
"Ketahuilah ! Sesungguhnya dalam Tubuh Manusia itu, ada segumpal Daging. Apabila ia baik. (maka) seluruh Tubuh akan baik. Dan apabila ia rusak. Maka seluruh Tubuh akan rusak. Ketahuilah ! ia adalah Hati.(Al-Bukhori)
Oleh karena itu, carilah ilmu yang bisa
menenteramkan hati
تَــعَـلَّـمُـوْالْـعِلْـمَ وَ تَـعَـلَّـمُـوْالـِلْـعِلْـمِ
السَّــكِـــيْــنَـةَ وَ الْــوَ قَـارَ وَ تَــوَا ضَعُـوْا لِـمَـنْ
تَــعَــلَّــمُـوْنَ مِـنْـهُ
"Tuntutlah ‘ilmu dan belajarlah (untuk ‘ilmu) Ketenangan dan Kehormatan
diri. Dan bersikaplah rendah Hati kepada orang yang mengajari kamu". (H.R.
Muslim)
Jika direnungkan Hadits diatas, maka akan
timbul dalam pemikiran siapapun. Bahwa untuk mencari ‘ilmu ketenangan dan
bersikap rendah Hati terhadap Guru. Tiada lain kecuali ‘ilmu yang
mempelajari Al-Qur-aan dan Sunnah Rasul Saw. Jika kita ingin menjadi orang
Muslim yang jujur. Tetapi jika kita sejajarkan dengan pendapat
umum, maka pengertian di atas tidak tepat kata mereka. Sebab di dalam
adat istiadat pun sudah ada pelajaran Etika, yang mengajarkan kepada
manusia agar berbuat sopan santun terhadap orang lain. Itu juga kita
terima. Namun yang kita harapkan adalah Adat yang bersendi kepada
Syara’.Syara’ bersendi kepada Kitabullah. Kitabullah yang bermuara kepada
Allah SWT.
Memang orang ber’ilmu sangat disanjung dan
dipuja oleh siapapun. Namun tidak tertutup kemungkinan. Bahwa orang
ber’ilmu bisa saja langsung masuk ke dalam Neraka jahannam.Jika ia salah kaprah
dalam penyampaian maupun dalam meng’amalkannya. Karena Hadits diatas telah
menerangkan kepada kita, bahwa La’nat Allah dan Malaikat serta La’nat
seluruh Ruh Manusia sangat dekat kepadanya. Jadi belum tentu yang kita pandang
manis itu tidak akan menjadi Pil pahit di belakang hari. Untuk
itu.. Berhati-hatilah wahai orang yang ber’ilmu !!!
مَنْ سُـئِـلَ عَنْ عِـلْمٍ فَـكَــتَـمَـهُ جَاءَ يَـوْ
مَ الْـقِـيَامَةِ مُـلْـجَــمًابِـلِـجَامٍ مِنْ نَّـارِ
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ‘Ilmu lalu dirahasia kannya, maka
ia akan hadir pada hari Qiyamat dengan kendali (di mulutnya) dari api Neraka
!!!”.
(H.R. Abu Daud)
Merahasiakan suatu ‘Ilmu itu, sangat
dimurkai Allah. Lalu bagaimana jika menyempitkan lahirnya ‘Ilmu untuk
umat Manusia, hanya di karenakan isi Amplopnya sedikit ? Wallahu a’lam
bish-showaab-Wal-maa’ap. Kita kembalikan semua keadaan kepada Allah ‘Azza Wajalla.
0 komentar:
Post a Comment